1. Apa Itu DHCP?

DHCP adalah singkatan dari Dynamic Host Configuration Protocol.

Bayangkan kalian sedang mengadakan acara besar di sekolah. Setiap tamu (komputer, HP, laptop) yang datang butuh tiket masuk yang unik agar bisa dikenali dan tahu di mana tempat duduknya di jaringan. Tiket masuk ini di dunia IT disebut IP Address.

  • Tugas DHCP: DHCP adalah Petugas Tiket Otomatis 🎫 yang bertugas memberikan IP Address, Subnet Mask, Gateway, dan DNS secara otomatis kepada setiap perangkat yang baru terhubung ke jaringan.

2. Apa Itu DHCP Server di Debian 10?

DHCP Server adalah komputer (dalam kasus kita, komputer yang menjalankan Debian 10) yang dipasangi program khusus untuk menjalankan tugas Petugas Tiket Otomatis tadi.

  • Program yang Dipakai: Di Debian 10, program DHCP Server yang paling umum digunakan adalah ISC DHCP Server (atau kadang disebut dhcpd).

3. Kenapa DHCP Server Penting? (Masalah Tanpa DHCP)

Tanpa DHCP Server, kalian harus melakukan dua hal ini secara manual:

  1. Mengatur IP Address Manual (Static): Kalian harus mendatangi setiap komputer klien satu per satu dan mengetikkan IP Address, Subnet Mask, dan lain-lain. Bayangkan jika ada 100 komputer! 🤯

  2. Rentan Konflik: Jika kalian tidak teliti dan memberikan IP Address yang sama ke dua komputer berbeda, maka akan terjadi IP Conflict (tabrakan), dan kedua komputer itu tidak bisa terhubung ke jaringan.

DHCP Server mengatasi masalah ini dengan:

  • Kecepatan: Perangkat langsung dapat IP begitu terhubung.

  • Otomatisasi: Tidak perlu kerja manual.

  • Keteraturan: Tidak akan ada IP yang sama (konflik) karena server mencatat IP mana saja yang sudah dibagikan.


4. Cara Kerja DHCP (Analogi 4 Langkah / DORA)

Proses pemberian IP Address oleh DHCP Server sangat teratur dan cepat. Di TKJ, ini sering disebut proses DORA.

LangkahNama ResmiApa yang Dilakukan Klien?Apa yang Dilakukan Server (Debian 10)?Analogi Petugas Tiket
1DiscoverKomputer yang baru masuk teriak: "Siapa DHCP Server di sini?"Server mendengar teriakan itu dan siap merespons.Tamu teriak: "Siapa petugas tiket di sini?"
2OfferDHCP Server membalas: "Saya DHCP Server, saya tawarkan IP ini (misalnya 192.168.10.5) untukmu."Server mengirimkan tawaran konfigurasi IP Address ke klien.Petugas Tiket: "Ini tiketmu, nomor 05."
3RequestKlien membalas: "Oke, saya terima tawaran IP 192.168.10.5 itu!"Klien meminta untuk secara resmi menggunakan IP yang ditawarkan.Tamu: "Saya ambil tiket nomor 05!"
4AcknowledgeDHCP Server mencatat IP itu sebagai milik klien, lalu mengirimkan Persetujuan Akhir dan informasi lengkap lainnya.Server secara resmi memberikan "sewa" (lease) IP Address ke klien.Petugas Tiket mencatat nomor 05, lalu memberikan tiket dan peta lokasi.
5. Konfigurasi DHCP Server di Debian 10

Instalasi dan Konfigurasi DHCP Server di debian

a.     Instalasi paket DHCP Server

Pada debian , paket yang disediakan secara default untuk menjalankan tugas sebagai DHCP server adalah “isc-dhcp-server”. Jika anda menggunakan DVD untuk instalasi, pada dengan 8.x paket tersebut berada pada DVD binary-2. Masukkan DVD binary-2 dan ketikkan perintah beikut agar daftar paket tersebut di tambahkan



Kemudian enter. Setelah proses selesai, ketikkan perintah berikut untuk menginstall paket isc-dhcp-server sebagai DHCP server.



Setelah selesai maka akan muncul tampilan seperti berikut



Pastikan paket tersebut berhasil dengan baik. Pada saat proses instalasi isc-dhcp-server, akan muncul pesan failed, tidak perlu takut, pesan failed tersebut terjadi dikarenakan konfigurasi IP Address pada file network interfaces berbeda dnegan konfigurasi Ip Address default pada konfigurasi DHCP Server.

b.     Konfigurasi DHCP Server di Debian

Setelah berhasil menginstall packet untuk DHCP Server. Selanjutakan lakukan konfigurasi pada file konfigurasi untuk DHCP Server.

Pertama, buka file “dhcpd.conf” yang merupakan konfigurasi utama DHCP server di debian, buka file tersebut dengan berintah berikut :



File tersebut berisi banyak script konfigurasi-konfigurasi DHCP server. Temukan baris dengan script konfigurasi seperti beikut :




Setelah berhasil ditemukan, buang semua tanda pagar pada script konfigurasi tersebut dari baris “#subnet..” sampai dengan baris “#}”.

Kemudian konfigurasi file tersebut dengan konfigurasi IP address dan jaringan seperti yang kamu inginkan. Ubah script konfigurasi tersebut hingga menjadi seperti berikut :



Seelah berhasil diubah seperti di atas atau seperti yang kamu inginkan. Simpan konfigurasi tersebut dengan menekan kombinasi CTRL+O pada keyboard, kemudian tekan enter.tekan kombinasi CTRL+X pada keyboard untuk keluar dari file tersebut.

Selanjutnya adalah menentukan interface atau kartu jaringan mana yang akan gunakan untuk memberikan layanan DHCP Server. Ketikkan perintah berikut untuk membuka file tersebut



Kemudian cari script dengan tulisan “ INTERFACES=” biasanya berapa pada baris paling bawah. Kemudian pilih interfaces yang akan kamu gunakan untuk memberi layanan DHCP server. Jika kamu hanya punya satu interfaces, masukkan saja “eth0” diantara tanda kutip pda scipt tersebut seperti ini



Atau jika kamu mempunyai lebih dari satu interfaces yang kamu gunakan, masukkan (ganti)interface ke berapa yang kamu gunakan untuk memberi layanan DHCP server, urutan penamaan interfaces atau network interfaces card dimulai dari “eth0”,”eth1”,’eth2”, dan seterusnya. Setelah nerhasil mengkonfigurasi file untuk memilih interfaces. Simpan konfigurasi tersebut dengan menekan kombinasi CTRL+O pada keyboard, lalu tekan enter. Untuk keluar tekan kombinasi CTRL+X.

Konfigurasi DHCP Server sudah selesai sampai sejauh ini. Kemudian restart service isc-dhcp-server agar hidupkan ulang dan konfigurasi baru dapat terbaca dengan memasukkan perintah berikut :



Ketika pertama kali di restart, akan keluar pemberitahuan error, biarkan saja tidak apa-apa. Cukup lakukan restart tersebut sekali lagi dengan perintah yang sama.